Kamis, 22 Oktober 2015

Membangun Pola Belajar



Membangun Pola Belajar
Pola belajar anak harus diawali dengan membiasakan anak untuk belajar setiap hari pada jam-jam yang telah disepakati dengan keberadaan kita di sampingya atau adanya pendampingan dari kita

Tahun pelajaran baru merupakan awal masuk sekolah yang menyenangkan buat anak-anak kita. Mereka merasakan hal yang baru, mulai dari kelas baru ataupun jenjang sekolah baru, atau mungkin karena sepatu, seragam, tas mereka yang baru. Kebahagiaan anak-anak kita dapat kita rasakan saat anak kita akan berangkat sekolah di hari pertama tahun ajaran baru.
Namun semua itu berbalik ketika anak-anak kita terutama yang berada di kelas akhir jenjang sekolah setelah mereka menjalani hari-hari sekolah beberapa bulan kemudian. Anak-anak kita merasakan beban belajar yang semakin berat, mereka harus menerima materi pelajaran yang seharusnya untuk waktu dua semester tapi harus sudah diselesaikan dalam satu semester. Hal itu dikarenakan mereka harus dipersiapkan untuk menghadapai Ujian Nasional yaitu ujian yang dilakukan oleh pemerintah atau apapun istilahnya, sehingga pada semester dua materi pelajaran yang mereka terima hanyalah berkaitan dengan drilling soal-soal Ujian Nasional, try out, dan pemantapan materi. Semua itu dijalani mulai dari pagi masuk sekolah hingga sore hari pulang sekolah sampai dengan menjelang pelaksanaan ujian nasional. Kondisi tersebut setiap hari dialami anak-anak kita, sehingga saat mereka pulang sekolah akan nampak di raut wajahnya kelelahan yang teramat sangat, bahkan berdampak pada tingkat emosionalnya. Saat kita tanyakan bagaimana di sekolah tadi?mungkin yang tercetus dari kata-katanya adalah nada yang ketus. Apalagi kalau kita mendengar ungkapan hati anak kita bahwa soal-soal ujian yang dikerjakannya sangat sulit untuk diselesaikan.
Melihat kenyataan tersebut ditambah dengan informasi dari media massa, bahwa ujian nasional merupakan salah satu syarat kelulusan anak, maka lengkap sudahlah kepusingan anak kita saat mereka berada di kelas akhir jenjang pendidikan.
Bagaimanakah untuk membantu mereka agar di kelas akhir jenjang pendidikan tidak dipusingkan dengan keadaan tersebut?
Sebelum kita membicarakan tentang kondisi anak kita di kelas akhir jenjang pendidikan, mari kita ingat terlebih dahulu pendapat tentang belajar. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Dari pendapat tersebut bahwa belajar membutuhkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, sedangkan pengalaman sebelumnya didapat dari belajar secara kontinyu atau periodik. Jika belajar dilakukan secara frontal dan sesaat yang terjadilah adalah kepanikan yang berlebihan seperti yang tergambar pada uraian di atas.
Untuk menjaga agar tidak terjadi kepanikan yang berlebihan, maka kita harus membentuk pola atau karakter belajar anak sejak dini. Pola belajar anak harus diawali dengan membiasakan anak untuk belajar setiap hari pada jam-jam yang telah disepakati dengan keberadaan kita di sampingya atau adanya pendampingan dari kita. Kegiatan tersebut mulai dilakukan sejak awal anak masuk sekolah. Ada bukti substansial yang menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya terlibat dalam pendidikan mereka telah meningkat secara signifikan prestasi akademik dan perkembangan kognitif (Andrews dan lain-lain 1982; Henderson 1981; dan Herman dan Yeh 1980).
Tidak dapat kita pungkiri bahwa mungkin kita terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan kantor,  namun bukan berarti kita tidak dapat terlibat dalam pendampingan belajar anak kita. Di Indonesia ini sudah menjadi hal yang jamak bahwa sebagian anak belajar dengan mendatangkan guru privat atau ikut belajar di bimbingan belajar hal itu dilakukan oleh orang tua karena merasa tidak memiliki kemampuan dalam pendampingan dan bimbingan belajar anak. Walaupun anak kita sudah didampingi oleh guru privat atau ikut bimbingan belajar namun bukan berarti tugas kita sudah selesai terhadap belajar anak. Sebagai orang tua kita harus tetap memiliki kewajiban untuk medampingi dan membimbing belajar anak. Agar anak kita terjaga dalam waktu belajarnya sehingga kelak menjadikan karakter bagi dirinya, maka kita harus menerapkan prinsip-prinsip belajar pada anak kita. Prinsip-prinsip belajar tersebut diantaranya (Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, 2010):
1.   Menumbuhkan Motivasi Belajar yaitu dengan cara
·      menerangkan keutamaan orang yang berilmu :
·      Menerangkan Adanya Kewajiban Belajar

2.   Pengulangan-Pengulangan
Bahwasannya anak kita setiap hari kita biasakan untuk belajar di setiap waktu walau hanya beberapa menit. Belajar bukan hanya mengerjakan tugas sekolah tetapi dengan membiasakan membaca buku, membaca ulang atau memahami ulang matrei yang diebrikan oleh guru merupakan cara kita membiasakan  belajar. Hal ini harus kita lakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang.

3.   Adanya Perhatian yang Fokus
Pada saat anak kita sedang belajar, kita juga harus ikut dalam situasi belajar dengan cara mematikan TV atau tidak terlibat pembicaraan yang tidak tepat. Perhatian kita kepada anak yang sedang belajar agar tetap fokus sehingga anak merasakan bahwa kita sedang terlibat dalam kondisi belajar. Jika kita dapat menghargai, memberikan waktu yang tepat dan memberikan perhatian kepada anak kita yang sedang belajar maka pada diri anak akan merasakan kenyamanan dan ketenangan belajar. Namun sebaliknya pada saat anak kita belajar justru sebagai orang tua kita melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kondisi dan situasi belajar anak maka pada diri anak akan tumbuh perasaan ketidaknyamanan dalam belajar sehingga anak kita menjadi tidak fokus dalam belajar yang lambat laun akan menumbuhkan pemikiran bahwa orang tuanya tidak memberikan perhatian terhadap belajarnya. Sebagai orang tua karena kesibukan kita dalam pekerjaan sehingga kita tidak berada di samping anak saat anak kita sedang belajar, keadaan yang demikian bukan merupakan halangan bagi kita untuk menciptakan perhatian kita terhadap belajarnya anak kita agar tumbuh kenyamanan dalam belajar yaitu dengan salah satu caranya adalah kita dapat menghubunginya dan menanyakan belajarnya.

4.   Bimbingan Dan Pengawasan
Sebagai orang tua tugas kita adalah membimbing dan mengawasi anak kita. Bimbingan dan pengawasan terutama dalam hal belajar sangat diperlukan oleh anak. Bimbingan kepada anak dapat kita lakukan dengan cara menanyakan kesulitan pelajaran yang dialami oleh anak dan memberikan bantuan bimbingan untuk menyelesaikannya. Hal ini lambat laun akan menciptakan rasa tenang pada diri anak.
 Semoga sebagai orang tua kita dapat melakukan untuk membentuk karakter anak kita menjadi karakter pembelajar. Sehingga kelak anak kita akan menjadi orang yang mau belajar dari pengalamannya dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri. Bagaimanakah menurut saudara?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar