Rabu, 12 Mei 2021

Mudik Dalam Perspektif Pendidikan

 

Mudik Dalam Perspektif Pendidikan

Heri Murtomo (Pendidik di Surabaya Asal Lamongan).

 

 Mudik identik dengan hari raya iedul fitri yaitu sutau fenomena perilaku seseorang atau kelompok orang untuk pulang ke kampung halaman. Fenomena ini sudah menjadi budaya dan tradisi masyarakat Indonesia yang dilakukan secara masif menjelang hari raya iedul fitri. Pada saat menjelang iedul fitri seluruh instansi memberikan liburan yang cukup panjang kepada karyawannya sedangkan pada hari-hari libur lainnya sangat pendek sehingga liburan panjang tersebut sangat bermanfaat untuk bertemu, berkumpul dengan orang tua, keluarga, kerabat secara bersamaan. Karena banyak orang yang berkeinginan untuk mudik di waktu yang sama yaitu menjelang hari raya iedul fitri sehingga salama mudik banyak terjadi hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain diantaranya meningkatnya arus lalu lintas yang menyebabkan kemacetan parah, meningkatnya kecelakaan lalu lintas. Kasus kejadian tersebut selalu terjadi mewarnai fenomena mudik tahunan itu, namun hal tersebut tidak menyurutkan motivasi orang untuk mudik. Artinya melakukan mudik terdapat motivasi, semangat, dan gairah walaupun sering terjadi kasus-kasus seperti uraian di atas. Adanya kebijakan pemerintah tentang larangan mudik di masa pandemic Covid-19 tidak berlaku efektif, masih banyak kita temui masyarakat untuk melakukan mudik dengan berbagai cara. Ini menunjukkan bahwa mudik suatu hal keharusan. Bagaimanakah mudik ditinjau dari pespektif pendidikan?

 

Membentuk Karakter Sabar, Menghargai, dan Semangat.

Fenomena mudik yang dilakukan setiap tahun menjelang hari raya iedul fitri dan dilalukan secara bersamaan dalam waktu yang sama menjadikan mudik adalah suau hal yang unik dan mengakibakan banyak terjadi kejadian selama perjalanan. Beberapa hal kejadian selama perjalananan mudik yaitu kemacetan yang parah sehingga waktu perjalanan untuk sampai ke tujuan melebihi batas normal. Kemacetan ini terjadi karena dilakukan secara bersamaan dan dalam waktu yang sama. Walaupun dalam perjalanan terjadi kemacetan namun tidak menyurutkan niat untuk tetap mudik. Justru terjadinya kemacetan tersebut dapat memberikan pendidikan karakter kepada anak tentang sabar menghadapi situasi kemacetan tersebut dan tetap istiqomah untuk melanjutkan perjalanan, menghargai orang lain dalam mengendarai kendaraan untuk teratur tidak saling serobot, mendahului, atau mengabaikan pengendara yang lain yang dapat mengakibatkan kecelakaan, dan memiliki semangat tinggi untuk sampai di tempat tujuan untuk berkenjung ke orang tua, saudara, dan kerabat. Selama perjalanan dengan kemacetan anak akan memahami perilaku dan budaya mudik masyarakat. Disamping itu anak akan mendapatkan banyak pengalaman sehingga membangun memorinya untuk semangat dalam meraih tujuan. Disinilah peran penting orang tua untuk memberikan nasehat dan motivasi arti pentingnya perjalanan mudik dengan bebagai kejadian.

 

Membentuk Karakter Memaafkan, Menghormai, dan Mengasihi.

Mudik dilakukan dalam rangka silaturahim dengan orang tua, saudara keluarga, dan kerabat. Bukan berarti silaturahim dengan orang tua hanya dilakukan saat hari raya iedul fitri, namun dapat berkumpul dengan saudara yang sudah terpisah cukup lama dan hanya dapat dilakukan saat libur panjang hari raya iedul fitri. Pada saat liburan iedul fitri ini juga dapat melakukan kunjungan ke kerabat lainnya yang selama ini hampir jarang bertemu, ke tetangga di kampung halaman, dan teman-teman masa kecil. Dengan silturahim tersebut memberikan pendidikan kepada anak tentang saling memaafkan dan hubungan sosial kemasyarakatan, menjalin silaturahim dengan saudara dan kerabat, menunjukan hubungan kekeluargaan dengan saudara dan kerabat karena hampir tidak pernah bertemu. Silaturahim ini memberikan pendidikan kepada anak tentang perilaku meminta maaf kepada yang lebih tua, memaafkan sebaya dan yang lebih kecil. Pada saat berkumpul dengan saudara dan keraba dapat memberikan pendidikan kepada anak tentang perilaku menghormati, sopan-santun, dan tutur kata yang baik dalam berkomunikasi Pembentukan perilaku dengan cara mengimplementasikan ke dalam kehidupan sosial kemasyarakatan akan terbangun kuat dalam dirinya sehingga pada kehidupannya kelak dapat menerapkan secara mandiri.

 

Terlepas dari hal-hal negtaif mengenai mudik yang perlu diambil hikmahnya adalah mudik merupakan sarana untuk membentuk karakter anak. Udah dua kali lebaran ini karena masa pendemi Covid-19 pemerintah telah mengelurakan larangan mudik, mudah-mudah lebaran pada tahun 2021M/1442 H ini merupakan larangan terakhir bagi masyarakat.

 

Selamat Mudik 2021 M/1442 H.

 

Minggu, 02 Mei 2021

 

HARI PENDIDIKAN NASIONAL (2 Mei 2021)

TEROBOSAN ERA 4.0 (MERDEKA BELAJAR: DIGITALISASI SEKOLAH)

Heri Murtomo (Pendidik di Surabaya) 

 

Pak Naddiem telah mencanangkan delapan prioritas merdeka belajar salah satunya adalah digitalisasi sekolah. Merdeka Belajar adalah program pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas sehingga akan terbangun peserta didik yang memiliki kompetensi 4C sesuai dengan tuntutan era disrupsi yaitu berpikir kritis/memecahkan masalah, kreatif, memiliki skill berkomunikasi, dan berkolaborasi sehingga memiliki daya saing dalam menghadapi era digital.

Menurut Savitri (2020), Suhartoyo (2020), Siregar (2020), Sherly, dkk (2020) bahwa gagasan Merdeka Belajar disusun oleh Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dengan mengutamakan implementasi nilai-nilai karakter supaya daya pikir, kreativitas setiap pelajar berkembang.

Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat maka untuk menyiapkan generasi masa depan yang dapat bersaing dengan perkembangan zaman salah satu program prioritas adalah digitalisasi sekolah.

Disampaikan oleh Pak Nadiem Makarim sebagai mendikbud (Kompas.com, 2021) bahwa digitalisasi sekolah adalah program kemerdekaan bagi murid untuk mendapatkan informasi dan konten yang setara. Digitalisasi adalah kemerdekaan untuk di daerah manapun mendapatkan akses konten-konten kurikulum yang baik, mendapatkan akses ke konten pengajaran, akses pelatihan dan akses kepada data dan juga berbagai macam bantuan melalui digital. Program digitalisasi sekolah terdiri atas empat kegiatan: 1) penguatan platform digital, 2) konten pembelajaran di program TVRI, 3) bahan belajar dan model media pendidikan digital, 4) penyediaan sarana pendidikan (peralatan TIK.

Kebijakan digitalisasi sekolah sangat baik dalam rangka menghadapi era 4.0 ini karena daya saing pemanfaatan teknologi yang begitu ketat, namun yang perlu mendapat perhatian disaat porgram ini dilaksanakan adalah untuk daerah-daerah dengan akses, letak geografis yang masih belum memenuhi syarat untuk pelaksanaan program tersebut. Daerah yang minim sarana, infrastruktur dan jangkauan akses yang sulit, program digitalisasi tidak akan berjalan optimal. Untuk itu daerah dengan kondisi tersebut perlu dipersiapkan SDM, sarana dan infrastruktur yang mendukung pelaksanaan program digitalisasi.

Untuk mendukung program merdeka belajar agar berjalan dengan optimal Pak Nadiem telah membuat kebijakan salah satu prioritas pada tahun 2021 adalah digitalisasi sekolah. Program digitalisasi sekolah melalui empat sistem penguatan yaitu platform digital, delapan layanan terpadu Kemendikbud, Kehumasan dan Media, 345 model bahan ajar dan media pembelajaran digital, dan penyediaan sarana-prasarana perangkat digital untuk 16.844 sekolah di Indonesia.

Dengan terobosan program merdeka belajar yaitu digitalisasi sekolah dan dukungan sarana-prasarana serta pembiayaan yang telah dicanangkan oleh Pak Nadiem, maka ini adalah terobosan program percepatan untuk bersaing dengan bangsa lain dan mempersiapkan generasi yang unggul dan berkualitas di era disrupsi ini.

Memang tidak dapat dipungkiri program tersebut tentunya memiliki kendala dan hambatan baik dari sisi anggaran, SDM, sarana-prasarana, dan daya dukung lainnya. Namun yang perlu kita cermati dan optimis bahwa program tersebut memiliki manfaat yang besar bagi stakeholder pendidikan yaitu guru, peserta didik, dan orang tua. Manfaat tersebut antara lain kemudahan bagi stakeholder pendidikan untuk mengakses konten pembelajaran.

Sebagaimana disampaikan oleh Pak Nadiem program kemerdekaan bagi murid untuk mendapatkan informasi dan konten yang setara. Digitalisasi adalah kemerdekaan untuk di daerah manapun mendapatkan akses konten-konten kurikulum yang baik, mendapatkan akses ke konten pengajaran, akses pelatihan dan akses kepada data dan juga berbagai macam bantuan melalui digital.

Bahwa program digitalisasi sekolah memberikan kemudahan dan akses pembelajaran bagi seluruh anak usia sekolah.

Bagi daerah dengan SDM, sarana, dan onfrastruktur yang belum memadai akan diberikan dukungan agar program tersebut optimal. Dengan hal itu maka seluruh pelosok negeri dapat mengakses dan mendapat kemudahan dalam pembelajaran sehingga melek IT dan tidak trtinggal dengan perkembangan dan persaingan dunia.

Kedepannya generasi Indonesia akan menjadi generasi yang unggul, berkualitas, terampil teknologi, berpikir kritis, kreatif, memiliki skill komunikasi dan kolaborasi dan mampu bersaing dengan negara lain.

 

Ayo kita Sukseskan Merdeka Belajar: Digitalisasi Sekolah

Zamannya Teknologi, Manfaatkan Dengan Daya Guna dan Tepat Guna.

 

Referensi:

Savitri, D. I. (2020). Peran Guru Sd Di Kawasan Perbatasan Pada Era Pembelajaran 5.0 Dan Merdeka Belajar. Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 2, 274–279.

 

Sherly, Dharma, E., & Sihombing, H. B. (2020). Merdeka belajar: kajian literatur. Konferensi Nasional Pendidikan I.

 

Siregar, N., Sahirah, R., & Harahap, A. A. (2020). Konsep Kampus Merdeka Belajar di Era Revolusi Industri 4.0. Fitrah: Journal of Islamic Education. Vol. 1. No. 1. Thn. 2020. Hal. 141–157.

 

Suhartoyo, E., Wailissa, S. A., Jalarwati, S., Samsia, S., Wati, S., Qomariah, N., Dayanti, E., Maulani, I., Mukhlish, I., Rizki Azhari, M. H., Muhammad Isa, H., & Maulana Amin, I. (2020). Pembelajaran Kontekstual Dalam Mewujudkan Merdeka Belajar. Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M). Vol. 1 No. 3. Thn. 2020.