Selasa, 01 Desember 2020

NEW LEARNING ERA NEW NORMAL PANDEMI COVID-19

 

NEW LEARNING ERA NEW NORMAL PANDEMI COVID-19

 

Pemerintah telah mengeluarkan Keputuan Bersama empat menteri tentang pembelajaran tatap muka tahun ajaran 2020-2021 yang dimulai bulan Januari 2021. Selama diberlakukan pembelajaran tatap muka tetap dengan melaksanakan protokol kesehatan, pembelajaaran dilakukan 2-3 hari per-pekan, jam belajar lebih pendek, dan tidak diadakan kegiatan melibatkan kerumunan anak-anak. Pembelajaran tatap muka hanya diperbolehkan jika Pemerintah Daerah memberikan ijin kepada satuan pendidikan, dan harus ada ijin dari orang tua murid. Bagi siswa yang mengikuti pembelajaran dari rumah satuan pendidikan harus memfasilitasi pembelajaran tersebut.

Alasan pemerintah memberlakukan pembelajaran tatap muka adalah adanya kecenderungan putus sekolah, tumbuh kembang anak baik secara kognitif maupun perkembangan karakter akan terkendala, tekanan psikososial dan aksi kekerasana anak banyak terjadi dan tidak terdeteksi oleh guru.

Dari alasan tersebut bahwa ada beberapa hal yang peru dicermati selama pembelajaran daring dan sebagai bahan evalausi proses pendidikan yang akan datang. Pertama bahwa pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 tidak sepenuhnya dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal terutama mencerdaskan masyarakat karena kencenderungan anak untuk putus sekolah lebih besar. Kedua bahwa perkembangan kognitif dan karakter anak akan mengalami hambatan. Hal ini perlu disadari bahwa kemajuan teknologi mempermudah mengakses ilmu pengetahuan dan informasi dan pengetahuan, namun mengoptimalkan kognitif dan perkembangan karakter dibutuhkan sentuhan  dan keteladanan dari guru. Ketiga bahwa dalam proses pembelajaran dibutuhkan orang yang profesioanal dalam memberikan pembelajaran. Orang profesional tersebut adalah guru yang memiliki beberapa kompetensi dalam pendidikan dan menjadi guru adalah panggilan hati. Semua orang bisa mentransfer ilmu pengetahuan namun tidak semua orang  bisa menjadi seorang guru.

Dari uraian di atas bahwa pembelajaran tatap muka sangat penting dalam proses pendidikan, kehadiran seorang guru secara langsung dihadapan anak-anak memiliki peranan vital dalam tumbuh kembang anak, dan proses pembelajaran adalah proses guru dan murid berhadapan secara langsung dalam memgkaji ilmu.

Adanya keputusan untuk pembelajaran tatap muka sangat menggembirakan walaupun di satu sisi hal ini masih menjadi dilema karena kekuatiran masyarakat bahwa pandemi Covid-19 ini belum sepenuhnya berkahir dan masih dapat menularkan ke orang lain. Dua hal tersebut yang menjadi tugas guru akan semakin berat karena harus melaksanakan pembelajaran dengan dua model yaitu tatap muka dan secara daring. Guru dituntut harus memfasilitasi pembelajaran daring bagi anak yang tidak diijnkan tatap muka oleh orang tua, dan sekolah tidak boleh melarang hal tersebut. Apa yang harus disiapkan guru dengan diberlakukannya pembelajaran tatap muka dan jika ada orang tua yang tidak mengijinkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka?

Dengan diberlakukannya pembelajaran tatap muka oleh pemerintah tahun ajaran 2020-2021 yang dimulai pada bulan Januari 2021 merupakan hal yang menggembirakan bagi guru dan siswa. Namun orang tua juga diberikan kebebasan untuk tidak mengijinkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. Dua hal tersebut yaitu disamping memberikan pembelajaran tatap muka secara langsung guru juga harus memberikan pembelajaran daring bagi anak yang tidak mengikuti pembelajaran tatap muka. Kegiatan pembelajaran dengan dua model yang dilakukan secara bersamaan tersebut merupakan hal yang baru lagi bagi guru. Selama ini pembelajaran daring merupakan model pembelajaran yang baru bagi guru karena guru harus dituntut berdapatasi secara cepat untuk melakukan pembelajaran daring yang selama ini belum/tidak pernah dilakukan. Pembelajaran daringpun berlangsung dengan baik selama kurang lebih sembilan bulan sejak Maret 2020 walaupun banyak kendala yang dihadapi.

Pada saat awal guru dituntut melakukan pembelajaran daring, guru harus melakukan adaptasi secara cepat agar proses pembelajaran tetap berlangsung. Selama adaptasi tersebut bukan hal mudah bagi guru karena harus dikolaboarsikan dengan orang tua dan siswa. Guru juga harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang tepat dengan kondisi virtual ini. Dikala pembelajaran daring sudah berjalan dengan baik, lagi-lagi guru harus melakukan adaptasi pembelajaran tatap muka dan daring secara bersamaan. Bagaimanakah menyiapkan model pembelajaran tersebut?

Model pembelajaran tatap muka dan daring yang harus dilakukan secara bersamaan akan terjadi dan guru harus memfasilitasi bagi siswa yang tidak mengikuti pembelajaran tatap muka. Dengan model pembelajaran tersebut harus disiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswanya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru harus melakukan pembelajaran tatap muka langsung di kelas yang juga dapat di akses oleh siswa yang mengikuti pembelajaran daring. Model pelaksanaan pembelajaran tersebut tentunya membutuhkan persiapan, model, dan media pembelajaran yang tepat. Disinilah guru dituntut untuk melakukan adaptasi model pembelajaran yang dilakukan tatap muka dan secara daring. Hal ini bukan persoalan mudah karena menyangkut keterampilan IT guru dan belum semua guru memiliki keterampilan IT yang memadai. Pemberian tugas dan model penilaian juga harus disesuaikan dengan kondisi siswa. Guru harus menyiapkan pemberian tugas dengan kondisi tatap muka dan daring atau yang dapat mengadopsi kedua model pembelajaran tersebut. Begitu juga dengan penilaian harus dilalukan penilaian yang dapat mengadopsi kedua model pembelajaran tersebut. Hal-hal tersebut masih bisa disiasati oleh guru dan disesuaikan kondisi siswanya. Namun hal terpenting yang sulit dideteksi adalah kendala psikologis guru dan siswa. Pada pembelajaran tatap muka secara langsung, siswa akan mendapat sentuhan guru secara langsung dalam memahami materi yang diberikan, guru juga dapat optimal dalam menumbuhkembangkan potensi dan karakter anak. Sedangkan bagi siswa yang mengikuti pembelajaran daring hal tersebut mungkin belum didapat secara optimal karena siswa tidak merasakan kehadiran seorang guru dihadapannya. Dalam pembelajaran tatap muka guru dan siswa akan lebih fokus dalam belajar dan hadirnya guru di dekat siswa telah memberi aura energi positif dan motivasi tersendiri. Sedangkan untuk pembelajaran daring hal tersebut tidak akan didapatkannya, walaupun mereka juga melihat hadirnya guru namun tidak secara langsung hanya lewat virtual. Dalam hal hasil belajar bisa terjadi pembelajaran tatap muka secara langsung akan memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada pembelajaran daring. Dengan model pembelajaran tatap muka dan daring secara bersamaan belum dapat menjadikan pembelajaran optimal sesuai dengan tujuan pendidikan untuk itu agar guru tidak dituntut berlebihan untuk mencapai tujuan pendidikan dengan kondisi dan situasi seperti ini.