GURU ERA 4.0
Guru hingga saat ini masih memiliki peran yang strategis dalam
pembentukan potensi dan karakter peserta didik. Guru dihadapan peserta didik
membawa pengaruh terhadap kepribadian, karakter dan pencapaian hasil belajar.
Kualitas generasi bangsa di masa yang akan datang tergantung dari proses pendidikan,
dan dalam proses pendidikan salah satu ujung tombaknya adalah guru. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa kualiats generasi bangsa terletak di tangan dan pundak
guru.
Era industri 4.0 disebut juga dengan era
disrupsi yaitu era inovasi. Pada Era Revolusi industri 4.0 beberapa hal terjadi
menjadi tanpa batas melalui teknologi komputasi dan data yang tidak terbatas,
hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi
digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia
dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk
di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seiring perkembangan dan perubahan jaman
tersebut tidak dapat dipungkiri membawa dampak terjadinya perubahan tingkah
laku dan perilaku manusia. Perubahan tingkah laku dan perilaku manusia secara
langsung turut merubah perkembangan sistem pendidikan di dunia dan di Indonesia
pada khususnya. Hal ini dapat dilihat dari perubahan sistem pendidikan yang
terdiri dari pembelajaran, pengajaran, kurikulum, perkembangan peserta didik,
cara belajar, alat belajar, arana dan prasarana, dan kompetensi lulusan dari
masa ke masa.
Perkembangan teknologi yang begitu cepat
harus segera diimbangi dengan perubahan sistem pendidikan yang dapat mengikuti
perkembangan zaman. Sistem pendidikan yang membangun peningkatan kualitas
generasi bangsa yang harus segera menjadi agenda perubahan yang prioritas. Kita
pahami bersama bahwa pendidikan hingga saat ini masih menjadi salah satu proses
kegiatan untuk menyiapkan generasi bnagsa yang akan datang. Dari suatu proses
pendidikan itulah berkembang dan majunya suatu bangsa dapat diketahui. Untuk
itu proses pendidikan harus dapat membangun generasi yang unggul.
Untuk mencapai tujuan tersebut dalam
sebuah proses pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru. Walaupun
teknologi telah berkembang pesat dan setiap peserta didik dapat mengakses ilmu
pengetahuan dari internet maupun teknologi lainnya, namun dalam proses
pendidikan dan pembelajaran peran guru tidak dapat digantikan oleh teknologi.
Guru hingga saat ini masih memiliki
peran yang strategis dalam pembentukan potensi dan karakter peserta didik. Guru
dihadapan peserta didik membawa pengaruh terhadap kepribadian, karakter dan
pencapaian hasil belajar. Kualitas generasi bangsa di masa yang akan datang
tergantung dari proses pendidikan, dan dalam proses pendidikan salah satu ujung
tombaknya adalah guru. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kualiats generasi bangsa
terletak di tangan dan pundak guru.
Guru yang bagaimanakah yang diharapkan
untuk meningkatkan kualiats generasi bangsa di era 4.0 saat ini?
Pada era industri 4.0 beberapa hal terjadi menjadi tanpa batas
melalui teknologi komputasi dan data yang tidak terbatas, hal ini terjadi
karena di pengaruhi oleh perkembanagn internet dan teknologi digital yang amsif
sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.
Perkembanagn era digital menuntut pemerintah untuk melakukan proses pendidikan
yang sejalan dengan perkembangan era 4.0 yaitu salah satunya dengan merombak
kurikulum besar-besaran yang telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo kepada
Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mas Menteri Nadiem Makarim.
Kurikulum pendidikan saat ini yang dibutuhkan
adalah kurikulum yang menekankan pada STEAM (Science, Technology, Engineering,
the Arts, dan Mathematics) yang menyeleraskan kurikulum pendidikan nasional
dengan kebutuhan industri yang akan datang. Dari sisi peserta didik di era 4.0
ini proses pendidikan lebih fokus ke arah membangun soft skill yaitu
keterampilan dalam hal cretivity, critical thingking, communication, dan
collaboration. Keterampilan tersebut diharapkan dapat membangun peserta didik
yang bisa berfikir kritis, memecahkan masalah, kreatif, inovatif serta terampil
komunikasi dan kolaborasi.
Untuk membangun generasi tersebut di
atas, disinilah peran guru sangat vital. Walaupun arah pendidikan telah
difokuskan, kurikulum telah dirombak besar-besaran, jika dalam proses
pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas tidak mengarah pada yang dicanangkan
maka pembangunan generasi bangsa yang berkualitas hanya akan menjadi
angan-angan dan tulisan di dalam kertas semata.
Ishartiwi (dalam makalah kegiatan diklat
10 jam bagi guru, Maret 2009) menyatakan bahwa pada era 4.0 tantangan guru yang
harus dilakukan dan dijawab dalam proses pembelajaran agar terbangun generasi
bangsa yang berkualitas adalah :
1. Mengajar dan teknologi,
yaitu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat
mengantar peserta didik mengarungi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (H.
Tilaar, 1998).
2. Mengajar dengan pandangan
baru tentang kemampuan. Dalam proses pembelajaran harus mampu memahami
karakteristik dan kecerdasan peserta didik. Bahwa di dalam diri setiap peserta
didik memiliki berbagai macam kecerdasan (Multiple Intellegences, Gardner,
Howard, 1993).
3. Mengajar dengan pilihan.
Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu melakukan pembelajaran yang
kreatif, inovatif, menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Guru mampu
mandiri dalam pembelajaran, konservatif, dan inovatif (Scheerens, 1992 dalam
Sukamto,dkk.1999).
4. Belajar dan akuntabiltas.
Dalam proses pembelajaran guru harus melakukan refleksi bersama peserta didik di
akhir pembelajaran sehingga akan terbentuk proses pembelajaran yang berkualitas
dan bermakna.
5. Mengajar untuk pembelajaran
aktif, yaitu dalam proses pembelajaran harus melibatkan seluruh indera untuk
aktif belajar.
6. Mengajar untuk kontruksi
makna. Dalam proses pembelajaran diharapkan akan tercapai hasil belajar berupa
keterampilan akademik, soft skill, dan kecakapan hidup. Untuk mencapai hal
tersebut dalam proses pembelajaran diharapkan guru dapat memberikan
pembelajaran yang bermakna bagi peserat didik, bukan pembelajaran yang hanya
mentransfer ilmu pengetahuan.
7. Mengajar dalam masyarakat
multikultural. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu memberikan keteladanan
dalam bergaul dengan masyarakat yang berbeda RAS, mampu membangun sikap peserta
didik yang mampu berkomunikasi, berkolaborasi dengan siapapun tanpa membedakan
satu dengan lainnya.
Uraian di atas adalah hal-hal yang harus
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
generasi bangsa. Disamping hal tersebut yang tidak kalah penting untuk
menyiapkan generasi bangsa yang berkualiats adalah membangun karakter generasi
bangsa untuk mengamalkan pancasila yang merupakan prioritas utama kebijakan Mas
Menteri dalam mengembangan pendidikan di Indonesia.
Kebijakan tersebut sangat selaras di era
perkembangan digital ini, sehingga generasi bangsa yang akan di bangun adalah
generasi bangsa yang berkarakter dengan kualiats pengetahuan yang tinggi.
Percuma memiliki generasi bangsa yang berpengetahuan tinggi namun tidak
memiliki karakter yang mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari karena jika ini terjadi artinya bangsa Indonesia dalam kehancuran
dan cengkeraman bangsa lain.
SELAMAT HARI GURU DAN HARI
PGRI KE-74
25 Nopember 2019.
Daftar
Pustaka :
Ishartiwi.2009.
Makalah dalam Kegiatan Diklat 10 jam Bagi Guru. Bantul.
Rsidianto,
Eko. 2019. Analisis Pendidikan Indonesia Di Era Revolusi 4.0. diakses pada 13
Juli 2019.pukul 18.13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar