MEMBANGUN BUDAYA SANTUN
Melalui
PENYAMBUTAN SISWA PAGI HARI
Seorang anak perempuan
kelas satu itu menangis di depan gerbang masuk sekolahan setelah turun dari
mobil orang tua yang mengantarkannya. Mengetahui salah satu muridnya menangis
dengan sigap salah seorang ustadzah yang melakukan penyambutan pagi itu mendekati
sambil memeluknya. Anak pinter kok menangis, ayo masuk kelas sudah ditunggu
ustadzah. Namun si anak tetap menggelengkan kepalanya sambil menangis
terisak-isak. Dibelai kepala si anak oleh ustadzahnya sambil dibisikan kalimat,
pingin jadi anak pintar kan, si anakpun menganggukkan kepalanya. Lanjut
ustadzah, anak pintar harus rajin sekolah, patuh sama orang tua dan
ustadz-ustadzahnya, anak pintar tidak boleh menangis kalau berangkat sekolah,
harus semangat. Dengan tatapan matanya kepada ustadzah si anak menganggukan
kepala dan akhirya mau masuk gerbang sekolah. Dengan rasa kasih sayang
digandenglah tangan si anak sampai masuk ke kelasnya.
Itulah salah satu
sekelumit kisah yang terjadi pada penyambutan siswa di pagi itu.
Penyambutan
siswa yang dilakukan oleh guru pagi hari di depan gerbang sekolah secara tidak
langsung telah memberikan teladan kepada siswanya tentang bagaimana berlaku
santun saat bertemu dengan guru atau orang lain dan memberikan dampak posistif
luar biasa untuk membangun motivasi anak dalam mengikuti pembelajaran.
Membangun
budaya santun bukan hanya sekedar memberikan pengertian kepada siswa tentang sikap
santun di dalam proses pembelajaran, namun yang lebih penting dan efektif
adalah memberikan keteladanan.
Di
era digital yang super canggih ini lambat laun telah melunturkan sikap santun
anak-anak kepada orang lain. Anak-anak sudah tidak dapat menghargai orang lain
bahkan dengan guru dan orang tuanyapun mereka dapat bersikap keji. Banyak kita
temukan di media massa berbagai kasus perilaku anak yang keji baik kepada
temannya, gurunya, bahkan orang tuanya. Kasus yang menghebohkan dunia
pendidikan yang baru-baru ini terjadi di Sampang, Madura, seorang siswa
menghajar gurunya pada saat proses pembelajaran yang pada akhirnya guru
tersebut tewas.
Masih
banyak kejadian serupa tentang perilaku anak yang sangat keji. Perilaku ini
telah merasuki jiwa anak sehingga rasa kasih-sayang kepada sesama dan rasa hormat
kepada orang tua dan gurunya telah pudar. Tidak dapat dipungkiri salah satu
efek negatif dari era digital yang super canggih ini adalah lunturnya sikap
menghargai antar sesama, rasa kasih-sayang, dan rasa hormat kepada yang lebih
tua, guru, maupun orang tuanya.
Jika hal ini dibiarkan berlarut maka
generasi yang akan datang sudah sangat sulit membedakan antara yang hak dan
yang bathil, mereka hanya akan mengetahui bahwa keinginannya harus dipenuhi,
tanpa mempedulikan kasih-sayang dan sopan-santun. Dari sinilah pentingnya pembentukan
karakter bagi generasi bangsa. Pengembangan
karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu
seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya
tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan
dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan. Artinya, pengembangan
budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan
yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat,
dan budaya bangsa (Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa,
Kemendiknas, 2010). Dunia pendidikan sebagai salah satu ujung tombak
pembentukan karakter anak diharapkan mampu mengatasi persoalan tersebut.
Bentuk-bentuk
kegiatan yang bagaimana yang dapat membangun rasa kasih sayang dan sopan santun
anak didik?
Membangun
rasa kasih sayang dan sopan santun kepada anak didik tidak dapat dikakukan hanya
dengan memberikan ceramah, mengingtakan dengan lisan namun juga harus diberikan
keteladanan. Salah satu bentuk keteladanan yang dapat diberikan adalah dengan
melakukan penyambutan siswa di pagi hari.
Penyambutan siswa di pagi hari di depan
gerbang sekolah yang dilakukan oleh guru 30 menit sebelum bel tanda masuk
berbunyi, memiliki dampak positif yang luar
biasa :
·
Siswa
-
Siswa akan merasa nyaman dan tenang memasuki
gerbang sekolah ketika melihat penyambutan gurunya yang penuh kasih sayang
-
Siswa merasa diberikan perhatian oleh gurunya
-
Siswa akan merasa adanya kedekatan emosional
dengan gurunya
-
Siswa akan merasa bersalah jika bersikap
tidak baik
-
Sapaan salam guru kepada siswa memberikan
motivasi tersendiri bagi diri anak.
-
Secara berangsur siswa akan malu untuk
terlambat datang ke sekolah
-
Siswa telah diberikan keteladanan bersikap
sopan santun
-
Siswa telah diberikan keteladanan menghargai
orang lain, menghormati guru.
·
Guru
-
Lebih cepat mengetahui kondisi awal sikap
atau motivasi anak didiknya
-
Dapat memberikan penanganan lebih awal jika
ada siswa yang bad mood atau kurang
motivasi.
-
Adanya kedekatan emosional dengan siswanya
-
Memberikan keteladanan kedisiplinan, kasih
sayang dan menghormati orang lain kepada anak didiknya.
-
Dapat menumbuhkan semangat belajar anak
didiknya
Di atas tersebut mungkin hanyalah sebagian
kecil manfaat penyambutan siswa di pagi hari dan masih banyak dampak posistif
luar biasa lainnya.
Jika setiap sekolah dapat menerapkan hal
tersebut, saya yakin pada masa yang akan datang akan tumbuh generasi bangsa
yang penuh kasih sayang, sopan santun , menghargai orang lain dan menghormati
yang lebih tua. Perilaku-perilaku keji anak didik akan tereliminasi dnegan
sendiri oleh keteladanan sang guru.
Selamat Berjuang Guru
Indonesia......keikhlasan hatimulah yang akan membangun generasi masa depan
bangsa kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar