NEW LEARNING ERA
NEW NORMAL PANDEMI COVID-19
Pemerintah telah mengeluarkan Keputuan Bersama
empat menteri tentang pembelajaran tatap muka tahun ajaran 2020-2021 yang dimulai
bulan Januari 2021. Selama diberlakukan pembelajaran tatap muka tetap dengan
melaksanakan protokol kesehatan, pembelajaaran dilakukan 2-3 hari per-pekan, jam
belajar lebih pendek, dan tidak diadakan kegiatan melibatkan kerumunan
anak-anak. Pembelajaran tatap muka hanya diperbolehkan jika Pemerintah Daerah
memberikan ijin kepada satuan pendidikan, dan harus ada ijin dari orang tua
murid. Bagi siswa yang mengikuti pembelajaran dari rumah satuan pendidikan
harus memfasilitasi pembelajaran tersebut.
Alasan pemerintah memberlakukan
pembelajaran tatap muka adalah adanya kecenderungan putus sekolah, tumbuh
kembang anak baik secara kognitif maupun perkembangan karakter akan terkendala,
tekanan psikososial dan aksi kekerasana anak banyak terjadi dan tidak terdeteksi
oleh guru.
Dari alasan tersebut bahwa ada beberapa
hal yang peru dicermati selama pembelajaran daring dan sebagai bahan evalausi
proses pendidikan yang akan datang. Pertama bahwa pembelajaran daring selama
pandemi Covid-19 tidak sepenuhnya dapat mencapai tujuan pendidikan secara
optimal terutama mencerdaskan masyarakat karena kencenderungan anak untuk putus
sekolah lebih besar. Kedua bahwa perkembangan kognitif dan karakter anak akan
mengalami hambatan. Hal ini perlu disadari bahwa kemajuan teknologi mempermudah
mengakses ilmu pengetahuan dan informasi dan pengetahuan, namun mengoptimalkan
kognitif dan perkembangan karakter dibutuhkan sentuhan dan keteladanan dari guru. Ketiga bahwa dalam
proses pembelajaran dibutuhkan orang yang profesioanal dalam memberikan
pembelajaran. Orang profesional tersebut adalah guru yang memiliki beberapa
kompetensi dalam pendidikan dan menjadi guru adalah panggilan hati. Semua orang
bisa mentransfer ilmu pengetahuan namun tidak semua orang bisa menjadi seorang guru.
Dari uraian di atas bahwa pembelajaran
tatap muka sangat penting dalam proses pendidikan, kehadiran seorang guru secara
langsung dihadapan anak-anak memiliki peranan vital dalam tumbuh kembang anak, dan
proses pembelajaran adalah proses guru dan murid berhadapan secara langsung
dalam memgkaji ilmu.
Adanya keputusan untuk pembelajaran tatap
muka sangat menggembirakan walaupun di satu sisi hal ini masih menjadi dilema
karena kekuatiran masyarakat bahwa pandemi Covid-19 ini belum sepenuhnya
berkahir dan masih dapat menularkan ke orang lain. Dua hal tersebut yang
menjadi tugas guru akan semakin berat karena harus melaksanakan pembelajaran
dengan dua model yaitu tatap muka dan secara daring. Guru dituntut harus
memfasilitasi pembelajaran daring bagi anak yang tidak diijnkan tatap muka oleh
orang tua, dan sekolah tidak boleh melarang hal tersebut. Apa yang harus disiapkan
guru dengan diberlakukannya pembelajaran tatap muka dan jika ada orang tua yang
tidak mengijinkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka?
Dengan diberlakukannya pembelajaran tatap
muka oleh pemerintah tahun ajaran 2020-2021 yang dimulai pada bulan Januari
2021 merupakan hal yang menggembirakan bagi guru dan siswa. Namun orang tua
juga diberikan kebebasan untuk tidak mengijinkan anaknya untuk mengikuti
pembelajaran tatap muka. Dua hal tersebut yaitu disamping memberikan
pembelajaran tatap muka secara langsung guru juga harus memberikan pembelajaran
daring bagi anak yang tidak mengikuti pembelajaran tatap muka. Kegiatan pembelajaran
dengan dua model yang dilakukan secara bersamaan tersebut merupakan hal yang
baru lagi bagi guru. Selama ini pembelajaran daring merupakan model
pembelajaran yang baru bagi guru karena guru harus dituntut berdapatasi secara
cepat untuk melakukan pembelajaran daring yang selama ini belum/tidak pernah
dilakukan. Pembelajaran daringpun berlangsung dengan baik selama kurang lebih
sembilan bulan sejak Maret 2020 walaupun banyak kendala yang dihadapi.
Pada saat awal guru dituntut melakukan
pembelajaran daring, guru harus melakukan adaptasi secara cepat agar proses
pembelajaran tetap berlangsung. Selama adaptasi tersebut bukan hal mudah bagi
guru karena harus dikolaboarsikan dengan orang tua dan siswa. Guru juga harus
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang tepat dengan kondisi virtual ini.
Dikala pembelajaran daring sudah berjalan dengan baik, lagi-lagi guru harus
melakukan adaptasi pembelajaran tatap muka dan daring secara bersamaan. Bagaimanakah
menyiapkan model pembelajaran tersebut?
Model pembelajaran tatap muka dan daring
yang harus dilakukan secara bersamaan akan terjadi dan guru harus memfasilitasi
bagi siswa yang tidak mengikuti pembelajaran tatap muka. Dengan model
pembelajaran tersebut harus disiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan kondisi siswanya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran
guru harus melakukan pembelajaran tatap muka langsung di kelas yang juga dapat
di akses oleh siswa yang mengikuti pembelajaran daring. Model pelaksanaan pembelajaran
tersebut tentunya membutuhkan persiapan, model, dan media pembelajaran yang
tepat. Disinilah guru dituntut untuk melakukan adaptasi model pembelajaran yang
dilakukan tatap muka dan secara daring. Hal ini bukan persoalan mudah karena
menyangkut keterampilan IT guru dan belum semua guru memiliki keterampilan IT
yang memadai. Pemberian tugas dan model penilaian juga harus disesuaikan dengan
kondisi siswa. Guru harus menyiapkan pemberian tugas dengan kondisi tatap muka
dan daring atau yang dapat mengadopsi kedua model pembelajaran tersebut. Begitu
juga dengan penilaian harus dilalukan penilaian yang dapat mengadopsi kedua
model pembelajaran tersebut. Hal-hal tersebut masih bisa disiasati oleh guru
dan disesuaikan kondisi siswanya. Namun hal terpenting yang sulit dideteksi adalah
kendala psikologis guru dan siswa. Pada pembelajaran tatap muka secara langsung,
siswa akan mendapat sentuhan guru secara langsung dalam memahami materi yang
diberikan, guru juga dapat optimal dalam menumbuhkembangkan potensi dan karakter
anak. Sedangkan bagi siswa yang mengikuti pembelajaran daring hal tersebut
mungkin belum didapat secara optimal karena siswa tidak merasakan kehadiran
seorang guru dihadapannya. Dalam pembelajaran tatap muka guru dan siswa akan
lebih fokus dalam belajar dan hadirnya guru di dekat siswa telah memberi aura
energi positif dan motivasi tersendiri. Sedangkan untuk pembelajaran daring hal
tersebut tidak akan didapatkannya, walaupun mereka juga melihat hadirnya guru
namun tidak secara langsung hanya lewat virtual. Dalam hal hasil belajar bisa
terjadi pembelajaran tatap muka secara langsung akan memberikan hasil belajar
yang lebih baik daripada pembelajaran daring. Dengan model pembelajaran tatap
muka dan daring secara bersamaan belum dapat menjadikan pembelajaran optimal
sesuai dengan tujuan pendidikan untuk itu agar guru tidak dituntut berlebihan untuk
mencapai tujuan pendidikan dengan kondisi dan situasi seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar